Klik sini...

Waktu Solat

Thursday, December 2, 2010

Indahnya malam pertama...

Satu hal sebagai bahan renungan Kita...
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa


Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu...mempelai sangat dimanjakan
Mandipun...harus dimandikan
Seluruh badan Kita terbuka....
Tak ada sehelai benangpun menutupinya.
Tak ada sedikitpun rasa malu...
Seluruh badan digosok dan dibersihkan

Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang-lubang itupun ditutupi kapas putih...
Itulah sosok Kita....
Itulah jasad Kita waktu itu


Setelah dimandikan..,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu ...jarang orang memakainya..
Karena sangat terkenal bernama Kafan
Wangian ditaburkan kebaju Kita...
Bahagian kepala..,badan. .., dan kaki diikatkan
Tataplah.... tataplah. ..itulah wajah Kita
Keranda pelaminan... langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian...



Mempelai diarak keliling kampung yang dihadiri tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah longlai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir

Akad nikahnya bacaan talkin....
Berwalikan liang lahat..
Saksi-saksinya nisan-nisan.. yang telah tiba duluan
Siraman air mawar.. pengantar akhir kerinduan


Dan akhirnya.... tiba masa pengantin..
Menunggu dan ditinggal sendirian,
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan
Malam pertama yang indah atau meresahkan..
Ditemani rayap-rayap dan cacing tanah

Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi....
Sang Malaikat lalu bertanya.
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur...
Ataukah Kita kan memperoleh Siksa Kubur.....
Kita tak tahu...Dan tak seorangpun yang tahu....


Tiap hari inilah yang kita lalui.... Susah vs. Senang. Dunia semu yang
mengasyikkan.. menyita perhatian kita. Sedangkan dunia nyata yang
menjemukan lupa kita isi dengan hal hal yang dapat menyinari jiwa yang
nantinya akan kita bawa kepada NYA.



Mengapa susah menerima kebenaran? Apakah karena kosongnya jiwa yang
tak dapat terisi oleh kebenaran dan cahaya alam nyata?



Marilah membuat keseimbangan dalam kehidupan kita, sebelum kita menuju
ke ''Malam Pertama Kita''



p/s: Artikel ini diperoleh dari seorang sahabat untuk renungan dan muhasabah diri bersama-sama...

No comments:

Post a Comment